Capaian SDGs Indonesia Menjadi Bahan Laporan  Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO

\"\"

Jakarta – Sidang Pleno Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO tahun 2023 dilaksanakan di Gedung A Kemendikbudristek RI hari Kamis ini (02/01/2023).

Pada kesempatan tersebut Kementerian PPN/Bappenas melalui Sekretariat Nasional TPB/SDGs Indonesia diundang untuk memaparkan capaian SDGs Indonesia untuk menjadi bagian dari agenda sidang Pleno Komisi Nasional Indonedia untuk UNESCO. Pada kesempatan kali ini, Kepala Sekretariat Nasional SDGs yang diwakili oleh Manajer Pilar Pembangunan Sosial, Sanjoyo memaparkan capaian SDGs Indonesia di sidang pleno tersebut.

Isu utama UNESCO terkait agenda SDGs adalah bidang pendidikan yang masuk kedalam SDG 4: Pendidikan Berkualitas, bidang ilmu pengetahuan yang masuk ke dalam SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi termasuk isu pariwisata, SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan termasuk warisan budaya dan Alam, SDG 15: Ekosistem Daratan termasuk kawasan konservasi.

Selain itu, bidang kebudayaan yang masuk ke dalam SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan termasuk warisan budaya dan alam, SDG 15: Ekosistem Daratan, dan di Bidang Komunikasi dan Informasi yang masuk ke dalam SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang tangguh termasuk ketenagakerjaan bagi jurnalis dan awak media.

Disamping itu, Sanjoyo juga membahas mengenai status capaian indikator SDGs Indonesia tahun 2021 dimana kemajuan cukup baik dapat dilihat pada pilar pembangunan lingkungan dan ekonomi dan dari 222 indikator yang dilaporkan, Sebagian besar (63% atau 141 indikator) telah tercapai.

Pada kesempatan yang sama, Sanjoyo juga memaparkan highlight capaian SDG 4 dimana Proporsi siswa kelas 5, 8, dan 11 yang mencapai kompetensi minimum dalam membaca dan matematika masih perlu ditingkatkan. Disamping itu, tingkat penyelesaian pendidikan terus meningkat. Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin rendah tingkat penyelesaian sekolah. Hal ini dapat dilihat dari 97,37% yang menyelesaikan pendidikan jenjang pendidikan SD dan 88,88% yang menyelesaikan pendidikan SMP/Sederajat, sedangkan yang menyelesaikan pendidikan SMA/sederajat hanya 65,94%.

Selain itu juga dipaparkan bahwa Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi terus meningkat, namun perlu upaya percepatan untuk mendorong daya saing SDM Indonesia. selain itu, disampaikan juga bahwa kualitas pendidikan masih perlu ditingkatkan baik dari sisi pengembangan kurikulum maupun kualifikasi dan kompetensi pendidik.

Tak lupa, highlight capaian SDG 8 dan 11 juga disampaikan dalam siding tersebut. Dari paparan tersbeut dilihat bahwa jumlah wisman 2021 menurun signifikan menjadi 1,5 juta. Proporsi kontribusi terhadap PDB 2,24% tercatat 2 kali lebih rendah dari 2019. Dari Goal 14 dapat dilihat bahwa Realisasi Proporsi Tangkapan Jenis Ikan yang Berada dalam Batasan Biologis Yang Aman tahun 2022 sebesar 66,39%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi tangkapan berada dalam batas biologis yang aman, dengan tetap menjaga pertumbuhan ekonomi di bidang perikanan tangkap.

Terakhir, Sanjoyo memaparkan bahwa indeks kebebasan dari kekerasan bagi jurnalis dan awak media telah mencapai 76,02 poin sebagai hightlight capaian SDG 16. Perwakilan Sekretariat Nasional SDGs Indonesia juga menyampaikan berbagai program prioritas untuk meningkatkan pemerataan dan mutu Pendidikan yang dijalankan oleh pemerintah serta juga dengan intervensi programnya seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan KIP Kuliah, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Tecaher Training, Beasiswa Afirmasi, Dana Alokasi Khusus , dan kegiatan lainnya.

Paparan tersebut mendapat sambutan dar berbagai undangan yang hadir dimana notabenenya adalah kementerian – kementerian/ Lembaga yang terkait dengan UNESCO, Sebagian tanggapan menyatakan bahwa isu SDGs ini dan laporan capaian ini perlu menjadi bagian dari laporan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO di Headquarter UNESCO.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

more insights