Hari Bidan Internasional atau International Day of the Midwife diperingati pada 5 Mei setiap tahunnya di seluruh dunia. Usulan memperingati Hari Bidan Sedunia ini pertama datang dari delegasi Australia yang kemudian dibahas lebih lanjut dalam Kongres Bidan Internasional pada 1987.
Hari Bidan Internasional 2023 mengusung tema: “Together again: from evidence to reality” yang artinya “Bersama lagi: dari bukti menjadi kenyataan.” Melalui tema tersebut, diharapkan dapat menjadi bukti dukungan untuk profesi bidan dan kebutuhan untuk peningkatan rasa hormat, otonomi, dan kondisi kerja di bidang kebidanan.
Bidan harus sepenuhnya terintegrasi ke dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan. Bidan terlatih memberikan perawatan kesehatan seksual dan reproduksi yang penting, melindungi kesehatan dan martabat manusia bagi perempuan dan keluarga mereka.
Pemenuhan dan pemerataan distribusi tenaga kesehatan dilakukan melalui berbagai skema penempatan dan penugasan khusus berbasis tim dan individu. Upaya pencegahan kematian ibu, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih dan di fasilitas kesehatan terus ditingkatkan.
Hasil survey pada tahun 2020 menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia menurun dari yaitu 305 jiwa (2015) menjadi 189 jiwa (2020) setiap 100.000 kelahiran hidup. Salah satu kendala yang menyebabkan AKI di Indonesia cukup tinggi adalah distribusi jumlah bidan kompeten yang belum merata. Penurunan AKI pada tahun 2020 menandakan peningkatan sistem pelayanan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan atau bidan sudah mulai meningkat dan terus diupayakan untuk menurunkan AKI nasional.
Pelayanan kesehatan rutin akan terus menjadi kebutuhan masyarakat. Melalui penguatan sistem kesehatan dapat mempercepat pemenuhan pelayanan kesehatan yang berkualitas di seluruh wilayah. Hal ini tentu berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), yakni pada SDG 3 atau menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk pada semua usia.
Berdasarkan Profil Statistik Kesehatan 2021, terkait dengan kesehatan yang bersumber dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), terdapat 88,91% persalinan di fasilitas pada 2021. Daerah perkotaan mencapai 93,51% dan 82,94 di pedesaan. Proporsi perempuan yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan terus meningkat, namun kesenjangan antarwilayah masih terjadi.
Hasil survey pada tahun 2020 menunjukkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia menurun dari yaitu 305 jiwa (2015) menjadi 189 jiwa (2020) setiap 100.000 kelahiran hidup. Salah satu kendala yang menyebabkan AKI di Indonesia cukup tinggi adalah distribusi jumlah bidan kompeten yang belum merata. Penurunan AKI pada tahun 2020 menandakan peningkatan sistem pelayanan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan atau bidan sudah mulai meningkat dan terus diupayakan untuk menurunkan AKI nasional.
Dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan di bidang kesehatan, sangat diperlukan upaya lebih untuk pelayanan kesehatan yang berkualitas di seluruh wilayah. Umumnya, peningkatan kesehatan tersebut dimulai dari peningkatan kesehatan ibu, peningkatan pengendalian HIV/AIDS yang didukung dengan penguatan sistem kesehatan nasional. Dengan demikian, dapat meningkatkan kehidupan yang sehat dan kesejahteraan.
Peningkatan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dilakukan melalui keberlanjutan reformasi sistem kesehatan nasional yang difokuskan pada: (1) penguatan pendidikan dan penempatan tenaga kerja kesehatan; (2) penguatan fasilitas kesehatan tingkat pertama; (3) peningkatan kapasitas rumah sakit dan pelayanan kesehatan didaerah terpencil, perbatasan dan kepulauan; (4) peningkatan kemandirian farmasi dan alat kesehatan; (5) penguatan keamanan dan ketahanan kesehatan; (6) pengendalian penyakit dan imunisasi; (7) peningkatan efektivitas pembiayaan kesehatan; (8) pengembangan teknologi informasi, digitalisasi dan pemberdayaan masyarakat termasuk pembudayaan Gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).