Indonesia Berbagi Pengalaman Pelokalan SDGs pada Side Event yang Diselenggarakan Sesama Negara Anggota ASEAN di Markas Besar PBB, New York

New York – Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam (KSDA)  Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati hadir sebagai pembicara pada Side Event yang bertajuk “Regional Actions to Support Localization and Urban Resilience” yang diselenggarakan oleh dua negara ASEAN, Malaysia dan Brunei Darussalam pada SDG Action Weekend di Markas Besar PBB, New York, AS, pada Sabtu (16/09/2023) waktu setempat. Deputi KSDA memberi paparan terkait “Mendorong  Aksi Lokal dan Kerjasama Multi-Level untuk Akselerasi SDGs.”

Dalam upaya mengarusutamakan SDGs di Indonesia, pelokalan SDGs telah menjadi faktor kunci. Deputi KSDA menyebutkan bahwa keberhasilan implementasi SDGs memerlukan: “whole-society approach”, dengan keterlibatan aktif seluruh lapisan masyarakat baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota hingga daerah – melalui aksi nyata untuk mencapai SDGs.

“Pelokalan SDGs bukan sekedar sarana untuk mencapai tujuan, namun merupakan bagian dalam mencapai Visi Indonesia 2045 untuk menjadi negara berpendapatan tinggi ketika menginjak usia satu abad pada tahun 2045,” ujar Vivi.

Lebih lanjut Vivi mempertegas langkah yang telah dilakukan Indonesia sebagai upaya mempercepat capaian tujuan pembangunan berkelanjutan, ia menyebutkan 4 (empat) inisiatif inovatif dan program utama yang mendukung pelokalan SDGs, yaitu pemutakhiran peta jalan SDG Indonesia, pemanfaatan mekanisme pembiayaan inovatif melalui SDGs Financing Hub, program-program SDGs Desa, dan SDGs Dashboard untuk menyediakan data dan tracking pencapaian SDGs.

Agenda lain yang dapat membantu mensukseskan Visi Indonesia 2045, sebagai bentuk komitmen terhadap kota berkelanjutan dan pemerataan ekonomi, Indonesia melakukan  pembangunan Ibu Kota baru: “Nusantara” dengan visi menjadi sumber pertumbuhan baru dan penyeimbang perekonomian antar wilayah yang berorientasi pada Tujuan 11.

“Nusantara bertujuan untuk menjadi “kota hutan lestari” pertama di dunia. Hanya 25% wilayahnya yang akan dikembangkan menjadi kawasan perkotaan. Sisanya akan dijadikan kawasan hijau, termasuk 65% yang akan diubah dari hutan produksi menjadi hutan tropis,”  pangkas Vivi.


Penulis: Septia Anisa
Reviewer: Danya Wulandari Joedo

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

more insights