Side Event HLPF di New York Bahas Penanganan Perubahan Iklim dan Solusi Kesenjangan

New YorkHigh-Level Political Forum (HLPF) 2023 Side Event: “Leaving No One Behind in an Age of Crisis: Equality, inclusion and the links to climate and other SDGs, Launch of the “inequality solutions” platform” yang digelar di New York pada 19 Juli 2023 pukul 08.15-09.30 waktu setempat membahas agenda penting, yakni mengenai keterkaitan antara kesenjangan (inequality) dan transisi hijau (green transitions) – termasuk bagaimana kesenjangan diperburuk oleh dampak  perubahan iklim, serta menampilkan peluncuran platform online  “Inequality Solutions” sebagai wadah repositori kebijakan.

Pathfinders for Peaceful, Just and Inclusive Societies (Pusat Kerjasama Internasional NYU) menjadi tuan rumah penyelenggara acara tersebut. Kegiatan dihadiri oleh beberapa narasumber perwakilan pemerintah dari beberapa negara, di antaranya Indonesia, Colombia, Bolivia dan beberapa pakar dari NYU CIC dan Pathfinders.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam sekaligus Kepala Sekretariat Nasional SDGs Kementerian PPB/Bappenas, Dr. Vivi Yulaswati, M.Sc. hadir mewakili Menteri PPN/Kepala Bappenas dalam acara Side Event tersebut. Dalam pembukaan pidatonya, Vivi Yulaswati menegaskan Indonesia juga melihat isu perubahan iklim sebagai hal yang amat nyata dan mengancam kehidupan di bumi. Untuk merespon hal tersebut, Indonesia telah menetapkan target yang ambisius melalui upaya pengurangan emisi gas rumah kaca sebanyak 31,89% dan 43,2% bila dilakukan bersama dengan dukungan internasional.

“Indonesia telah meluncurkan Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon (PRK) dan Pembangunan Berketahanan Iklim, yang terdiri dari target, sektor, dan lokasi yang jelas dan konkret di bawah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Visi Indonesia 2045,” papar Vivi.

Selanjutnya, Vivi Yulaswati juga menegaskan bahwa Indonesia melakukan pelokalan SDGs yang melibatkan pihak pemerintah dan non pemerintah khususnya di tingkat masyarakat. Hal lain yang dilakukan Indonesia adalah mengarusutamakan dan mengkaitkan antara Tujuan SDGs dalam kebijakan pembangunan, salah satunya mengkaitkan antara SDG 13 dengan SDG 10 untuk mempromosikan ekonomi biru dan hijau.

“Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyadari pentingnya ekonomi biru, yang menawarkan peluang untuk mengembangkan industri kelautan berkelanjutan guna melindungi ekosistem laut, yang secara bersamaan juga berkontribusi dalam memerangi perubahan iklim,” jelas Vivi. Hal yang sama berlaku untuk ekonomi hijau, di mana implementasinya tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga menghasilkan nilai ekonomi. “Ekonomi hijau diproyeksikan dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata 6,1 hingga 6,5 persen per tahun hingga tahun 2050 dan Pendapatan Nasional Bruto per kapita yang lebih tinggi pada tahun 2045,” tegas Vivi.

Melalui Side Event ini, Perwakilan Tetap Colombia untuk PBB Leonor Zalabata Torres juga berkesempatan untuk berbagi pemikiran menekankan bahwa penanganan perubahan iklim tidak akan terjadi tanpa adanya aksi transformatif. Terdapat keterkaitan, seperti vicious cycle terjadi antara isu perubahan iklim dengan kemiskinan. Lalu, pembangunan sosial dan lingkungan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kesetaraan juga harus mempertimbangkan aspek budaya.

Dalam kesempatan yang sama, General Coordinator, Reaccion Climatica, Bolivia Carmen Capriles juga menyampaikan bahwa ‘aksi’ sangatlah penting. “Kita sekarang melakukan aksi nyata dan membuat kebijakan, namun belum ada kumpulan kebijakan untuk mencapai agenda global. Contohnya mobil listrik, mobil listrik sebenarnya memiliki masalah serupa dengan bahan bakar fosil. Oleh karena itu, transisi energi harus kita pikirkan bersama kebijakannya”, jelas Carmen.

Inequality & Exclusion Program Lead Pathfinders, Dr Faiza Shaheen juga menambahkan, di Inggis misalnya, setiap pendanaan akan di publish, masyarakat dapat memantau aliran pendanaan apakah progresif atau tidak, dan beragam analisis termasuk analisis berbasis gender juga dilakukan.

Pada kesempatan ini, Pathfinders juga meluncurkan platform yang saat ini sudah memuat 70 kebijakan terkait dengan inequality solutions pada Website yang diluncurkan dapat dilihat pada sdg16pluspolicy (https://www.sdg16.plus/policy/) yang berjudul “practical policies for change”.

Pemerintah Indonesia, disampaikan oleh Vivi Yulaswati dalam penutupnya, berharap akan terjalin kolaborasi antar negara dalam mengatasi berbagai permasalahan perubahan iklim dan kesenjangan. “Untuk memastikan bahwa tidak ada satupun yang tertinggal, kami percaya bahwa kita perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa keberlanjutan menjadi prioritas bagi semua negara, dan pada akhirnya SDGs dapat dicapai bersama,” tandas Vivi di New York Rabu (19/07).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

more insights